Friday, 25 September 2020

Short Course Penumbuhan dan Pengembangan WUB bagi UMKM Dampingan PLUT terdampak COVID

Selama mengikuti kursus singkat, kami belajar banyak hal dan beberapa diantaranya adalah foto produk, membuat video produk dengan kinemaster, dan pembuatan ijin.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pelaku UMKM, termasuk kuliner, craft, batik, dan mebel. Mereka adalah SUKI Sumber Rejeki, Enock Craft, Omah Tiwul Bunga Ayu, Liliju Collection dan masih banyak lagi.

 Pada tanggal 15-18 September 2020 bertempat di Hotel Brothers Solobaru, beberapa UMKM di Kabupaten Sukoharjo berkumpul untuk mengikuti kursus singkat yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa tengah. 

Pembuatan foto produk dengan peralatan sederhana, seperti kertas karton putih dan lampu belajar. Waktu terbaik untuk mengambil foto produk adalah pagi hari atau sore hari karena di saat tersebut adalah golden time.

Membuat video produk menggunakan aplikasi kinemaster. Peserta belajar dg mengambil foto secara langsung atau menggunakan media yang sudah ada di galeri. 

Selain itu membuat ijin. Hal ini dilakukan secara daring dengan mengakses oss.go.id dan pemohon ijin tinggal mengisi data berdasarkan alur yang ada. 

Menurut saya pribadi, pelatihan singkat ini sangat bermanfaat terutama bagi pelaku UMKM supaya mereka dapat bertahan di tengan pandemi dan penjualan produk mereka lebih efektif dengan legalitas yang lebih kuat.


Terima kasih banyak!



Tuesday, 16 July 2019

SIAP Solo Bootcamp 2019

Kali ini saya akan membahas tentang kegiatan yang saya ikuti beberapa waktu lal. Nama kegiatan itu adalah SIAP "Social Innovation Acceleration Program" yang merupakan sebuah program yang dilaksanakan untuk mendampingi para pelaku UMKM, baik itu yang sudah, sedang berjalan atau sedang merintis. Jujur, awalnya saya belum ada gambaran tentang program ini. Apa outputnya, apa yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi para pelaku UMKM dan staff mereka. 

Pertama, kami dipertemukan dengan teman-teman yang memiliki mimpi yang sama untuk mengangkat orang-orang di sekitar mereka. Ada yang fokus di pemberdayaan perempuan, kaum disabilitas dan pemuda. Setelah itu, kami dihadapkan dengan "WHY" kami. Menurut Simon Sanek, WHY itu merupakan inti dan bagian terkecil setelah "HOW" dan "WHAT". Jadi, "WHY" itu berada di paling dalam, seperti inti bumi. Menurut saya, "WHY" kalau diterjemahkan ke dalam SE (Social Enterprise) adalah kenapa kita melakukan hal tersebut dan siapa yang kita tuju. "NOT WHAT YOU DO BUT WHY DO YOU DO IT".

MOR-FOR-LESS-VALUE

Spectrum SE:
1. Build
2. Re-define
3. Transform
Dari tiga spectrum di atas, SE kalian masuk ke spectrum yang mana sih? Apakah build (ide), re-define (sdh ada prototypenya), atau transform?

SE Impact Management:
1. Measure: incomes, expenses, customers
2. Manage: financial, people management, productions, stocks
3. Maximise

Classification:
1. Must Have (MH)
2. Good To Have (GTH)
3. Additional (ADD)
Klasifikasikan solusi yang SE kalian tawarkan ke dalam tiga kelompok solusi di atas.

INPUT > ACTIVITIES > OUTPUT > OUTOME > GOALS
Output : business oriented
Outcome: revenue and social oriented

Differentiate between GOALS 1.0 (business-oriented) and 2.0 (with social aspects).

Deciding the parameter for your SE outcome.

What are the ideal impacts of your SE?

Is there any innovation in your SE?

Why do you make innovation?

How many innovations do you do this year?

What are the impacts on your customers and your SE?

FACTORS:
1. Desirability
2. Feasibility
3. Impact

VALIDATIONS:
1. Customer journey
2. Concierge

RESPONDENTS:
1. Unconverted leads
2. One hit customers
3. Loyal customers

MATRIX:
1. Acquisition: number of people who visit your website, social media or shop (online and offline)
2. Activation: number of people who use your SE products (buy, eat, buy and eat, wear, buy and wear, etc.)
3. Retention: number of people who buy and re-buy, eat and re-eat your SE products
4. Referral: number of people who refer your products to others
5. Revenue: margin you will gain







Inkubator Bisnis PSP KUMKM DINKOP JATENG 2019

Perjalanan dan pengalaman yang saya lalui sedikit mengubah pemikiran saya. Semakin ke sini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mampu merasakan dunia pendidikan tinggi. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja terdidik akankah diimbangi dengan tenaga kerja terampil dan peluang kerja? Tentunya kita pribadi dapat menilai hal tersebut, bukan?

Melihat banyaknya pencari kerja, sumber daya alam yang tersedia di Indonesia serta peluang pasar, saya memiliki ide untuk mengembangkan prototype usaha yang sudah ada ke ranah sociopreneur. Melakukan usaha tapi tidak hanya untuk diri pribadi, tapi juga untuk lingkungan. Dengan niat seperti itu dan dengan ijin Tuhan YME, alhamdulillah kami masuk dalam program inkubator bisnis PSP-KUMKM dengan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah yang dilaksanakan pada tanggal 16-19 Juli 2019.

Program ini merupakan rangkaian dari kegiatan inkubator yang akan dilakukan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan. Bersama dengan 24 pelaku UMKM lainnya, kami akan belajar banyak hal tentang kuliner, seperti misalnya penggunaan bahan tambahan, product branding, packaging, taff management, financial management, product innovation, dan display produk. Selain teori yang diberikan, kami juga akan berkesempatan untuk praktek langsung dan mendapat feedback dari pakarnya. Harapannya, dengan adanya progam ini, usaha kami menjadi semakin berkembang dan semakin lebih maju. Selain itu, usaha yang kami jalankan dapat memberikan dampak sosial yang lebih luas dari pada sebelum kami mengikuti kegiatan ini.

Untuk keseruan sewaktu pelatihan bakal saya share di postingan berikutnya ya....
Mari bergerak untuk Indonesia tercinta 

Goodluck!


Sunday, 14 July 2019

SIAP Day 3: Managing Impact

14 Juli 2019

Hari ini adalah hari ketiga SIAP Bootcamp yang diadain di Solo. Panitia SIAP selalu menyiapkan materi baru untuk setiap harinya dan hari ini, kami belajar tentang MANAGING IMPACT. Bagaimana cara mengukur dampak dari SE kita terhadap masyarakat dan seberapa besar? Siapa saja yang akan menerima dampak dari SE kita dan bagaimana serta dalam bentuk apa?. Pertanyaan-pertanyaan tadi dijawab pad asesi hari ini.

SE impact management dapat dilihat dari tiga segi, yakni measure, manage and maximise. Measure ditujukan untuk mengukur hal-hal kuantitatif, seperti pengeluaran, pendapatan, jumlah pelanggan dan jumlah pesanan. Sedangkan, manage digunakan untuk mengatur hal-hal seperti keuangan, sumber daya, ketersediaan bahan baku, dan kualitas produk. Yang terakhir adalah maximise yakni untuk memaksimalkan dampak terhadap masyarakat.

Ketika memiliki sebuah SE, harusnya kita melihat dari tiga perspektif, akibat (permukaan), masalah utama (yang ada di tanah) dan pusat permasalahan (akar masalah). Untuk mengatasi akar masalah, dapat diselesaikan dengan tiga hal, yakni must have (MH), good to have (GTH), dan additional (ADD). Sebagai contoh misalnya untuk mengatasi IRT yang bekerja musiman, untuk MHnya adalah memberikan pelatihan baru. Dengan adanya pelatihan baru, IRT bisa bekerja di mana saja, baik itu di SE kalian atau di SE orang lain. Sedangkan untuk GTH, bisa dilihat adanya kerjasama dengan Dinsos setempat untuk memberikan pelatihan dan pendampingan untuk IRT. Selain itu, Dinsos biasanya memberikan modal awal (dalam bentuk perlengkapan) yang dapat digunakan oleh IRT untuk membuka usaha mereka. Sedangkan untuk sisi ADDnya, saya memilih membentuk KUBE. Dengan adanya KUBE, masyarakat menjadi lebih mandiri dan dapat meningkatkan kerjasama mereka. 

Setelah terbentuk itu tadi, lalu disusunlah sebuah siklus kebutuhan yang dimulai dari INPUT-ACTIVITY-OUTPUT-OUTCOME-GOALS. OUTPUT cenderung ke profit sedangkan OUTCOME tidak hanya fokus ke profit tapi juga fokus ke dampak sosial yang ditimbulkan. 
Contoh 2.0:
- OUTPUT: meningkatkan julah produksi, meningkatkan jumlah konsumen
-OUTCOME: pendapatan IRT meningkat, produksi bertambah, IRT menjadi lebih terampil dan terlatih

Kalau tentang parameter, sebenarnya hal ini mirip dengan penelitian-penelitian pada umumnya, yakni bisa kualitatif atau kuantitatif atau mix method. Untuk instrument penelitian pun dapat disesuaikan dengan hasil data yang dipilih, seperti observasi, wawancara dan peer assessment. 

Sampai di sini dulu yaaa....
besok ak tulis lagi deh ...
bye...

Thursday, 11 July 2019

Beasiswa Slovakia

Alhamdulillah, rejeki itu selalu ada dan insyaAllah tidak akan ketukar. Satu bulan sebelum mendapat kabar tentang beasiswa TESOL Canada, saya mendapat kabar kalau saya menerima beasiswa dari Pemerintah Slovakia. Nominal beasiswa yang diberikan juga tidak tanggung-tanggung. 350 Euro selama satu bulan selama saya tinggal di sana (10 bulan). Selain itu, saya juga mendapat subsidi tiket pesawat sebesar 700 Euro. Lumayan banyak kan kalau dikurskan?.

Banyak hal yang saya lakukan untuk mendapatkan beasiswa ini, mulai dari waktu, pikiran, dan tenaga. Mondar mandir sana sini untuk mencari tanda tangan, ngisi form ini itu untuk kelengkapan. Banyak dah. Awal mula saya daftar beasiswa ini adalah karena program linguistics yang mereka miliki. Maklum, sebagai seorang pengajar bahasa dan pembelajar bahasa, instinc belajar dan meneliti bahasa langsung muncul. Banyak rencana yang saya ingin lakukan di sana. Mulai dari mini research, belajar bahasa dann budaya setempat, kolaborasi serta menikmati keindahan kota Slovakia. 

Setelah pengumuman keluar, dan muncullah nama saya. Satu-satunya dari Indonesia dan mendapat subsidi tiket pesawat (700 Euro). Alhamdulillah. Nah, kabar kurang sedapnya, subsidi tersebut dibayarkan ketika mau pulang. Berarti saya harus putar otak untuk mencari pendanaan untuk membeli tiket pesawat. Mondar mandir lagi untuk mencari celah untuk mendapatkan suntikan dana.  Ada yang menyarankan pinjam di bank. Ada pula yang menyarankan pinjam saudara. Setelah meminta second opinion dari beberapa pihak dan berserah diri, terpaksa beasiswa ini juga lepas dari tangan. 

Sebenarnya sangat disayangkan. Pihak universitas di Slovakia sudah setuju tentang semuanya, dari mulai hal besar, seperti housing dan course registration, sampai pretelan-pretelannya, seperti airport transfer, registrasi ke kepolisian setempat, dan buddy. Yah, apa mau dikata. Sudah berdarah-darah di depan untuk mendapatkan beasiswa dan setelah beasiswa di tangan, lepas, kembali ke dalam amplop. Lagi-lagi harus mengambil sikap positif dari hal ini. InsyaAllah akan datang rejeki yang lebih baik dari pada ini. Amiinnn


TESOL Canada

Ketika mendengar kata "beasiswa", mata langsung berbinar. Terlebih, beasiswa itu memberi dampak positif bagi lingkungan kita dan kita pribadi. Seperti mendapatkan beasiswa TESOL Canada ini ni...
Nah, pada tahun 2018, saya mencoba mengikuti sebuah kelas online dan ada tawaran untuk beasiswa TESOL Canada. Pertama yang saya lihat adalah bidang yang ditawarkan. Kebetulan, bidangnya tentang ESP, seperti business English dan English for Academic. Nah, makanya saya coba daftar.

Lalu, sekitar bulan Juli 2018 (tepat setahun lalu, euy) saya mendapat kabar kalau saya mendapatkan slot untuk beasiswa ini. Sangat wow kan (dan semoga saja bukan berita palsu ya). Nah berikut screenshot email dari TESOL Canada. Namun, dengan berat hati harus ikhlas melepas beasiswa ini karena harus merogoh kocek $$$ untuk membayar $ 339 CAD (sudah termasuk pajak). Kalau dipikir-pikir, jumlah tersebut tidak seberapa dibanding dengan jumah beasiswa yang diberikan ($1850 CAD), tapi eh tetapi takdir berkata lain. Beasiswa TESOL Canada lepas di depan mata.

Ambil sisi positifnya aja, insyaAllah akan ada hal yang lebih baik... Amiiinnn. Saya g jadi ambil beasiswa tersebut tapi saya bisa sharing ke kalian. Well, buat kalian yang mau daftar beasiswa TESOL Canada, daftar aja dan untuk antisipasi beasiswanya lepas (seperti yang saya alami), mulai deh nabung dari sekarang untuk bayar biaya pendaftaran. Good luck!


Thursday, 16 April 2015

Ibu, Ibu, dan Ibu, Aku Sangat, sangat, sangat menyayangimu

Dear Sahabat,

Lama rasanya aku tidak menyapa dirimu, meninggalkanmu kosong tanpa coretan sedikitpun di akhir tahun kemarin.

Dear sahabat, ijinkan aku bercerita tentang ibu ku.

Ibuku merupakan anak pertama dari kakek dan nenekku, Suharto dan Daliyem. Menjadi anak pertama dari empat bersaudara; Harsini, Warsiyem, Wartini dan Tutik Lestari; menjadikan ibuku seorang wanita yang mandiri. Untuk menjadi wanita yang mandiri tidak harus berpendidikan tinggi atau berparas cantik, namun mampu bertahan dan menjadi contoh bagi adik - adiknya.

Karena keterbatasan kondisi keuangan yang dimiliki kakek dan nenekku waktu itu, Ibuku hanya bisa menamatkan pendidikan sampai pendidikan dasar. Sekolah pada jaman itu tidak seenak sekarang, tidak ada sepatu, tidak ada seragam, tidak ada tas. Beras pun masih menjadi barang yang mewah waktu itu. Setelah tamat SD, ibuku mengikuti nenekku untuk merantau ke kota tetangga, Jogja, Kota Gudeg dan Bakpia.
Menurut ingatanku yang kudapat dari cerita nenekku, nenek beserta ibuku dulu pertama kali menempati sebuah rumah di belakang bakpia 75 yang terletak di daerah Tubun. Ibu mulai berjualan jamu gendong di usia belianya, mungkin sekitar umur 17 tahun.

Tempat yang dulu ditempati oleh ibu masih ada sampai saat ini, meski terdapat renovasi di beberapa titik. Setelah dari tempat ini, ibu pindah ke bagian barat sumur. Kami bersebelahan dengan tentangga kami dari kampung. Lokasi yang ini tepat berada di belakang pabrik tegel di daerah Tubun. Dulu, depan rumah kami adalah rumah kosong yang sering kami pakai untuk bermain petak umpet, namun sekarang rumah itu sudah tidak ada, sudah menjadi pabrik bakpia sepertinya.

Ibu bertemu dengan bapak sewaktu berusia 17 tahun dan memutuskan untuk menuju ke pelaminan pada umur 18 dan munculah diriku pada tahun 1989. Bisa diasumsikan bahwa ibuku menikah pada tahun 1987. Setelah itu, kami sekeluarga pindah ke tempat yang baru, namun masih didaerah Tubun. Saya suka dengan tempat yang baru ini karena dekat dengan pasar, di tengah perkampungan, dekat dengat jalan raya dan dekat dengan keluarga :) what a happy life!.

Ibu saya bekerja sebagai penjual jamu di pasar Beringharjo. Rutinitas setiap paginya adalah bangun pagi jam 4, menyiapkan bahan jamu ( mencuci beras dan kencur), merebus sirih, merebus kunyit, menumbuk daun pepaya. Selain membawa jamu herbal, ibu juga membuat jajanan andalan "Bakso Goreng" yang benar - benar halal, tanpa borak, tanpa pengawet. Sekitar jam 9 pagi, ibu sudah siap berangkat dengan sepeda tuanya untuk berangkat kepasar dengan rute pasar senen - asrama polisi pathuk - pasar pathuk - pasar beringharjo.

Terkadang terik matahari menyengat dan juga terkadang hujan badai menerjang, namun semua itu tidak menyurutkan niat ibu ku untuk mencari sesuap nasi. Bersikap ramah kepada setiap calon pembeli merupakan kewajiban yang harus dilakukan, membawa baki dengan penuh gelas jamu diatasnya, tergantung di pinggang tas kecil serta menggantung di tangan sekeranjang kripik bakso goreng."Jamu mboten, Bu?", "Jamu Bu" kata - kata itu yang sering keluar untuk menawarkan barang dagangan yang ada. Oya, saya lupa, tangan kanan ibu saya dulu sempat patah karena terjatuh dari sepeda sewaktu pulang dari jagong (hajatan) tetangga. Tangan ini terkadang terasa pegal - pegal jika terlalu kecapaian dan kadang sampai membuat ibu tidak bisa apa - apa (yang sabar ya bu).

Sementara ibu dipasar dengan dagangannya, giliranku yang dirumah membantu sebisanya. Menyiapkan untuk dibawa untuk dijual di sore hari jika cuaca cerah atau membuat keripik bakso jika ada pesanan. Yang aku lakukan hanyalah mencuci perlengkapan jamu, mencuci baju, mengambil air dari sumur (maklum kami tidak pakai pam), kepasar membuang sampah, mengupas bawang.Kurang lebih jam 3 sore, Ibu sudah sampai rumah beristirahat sebentar dan bersiap untuk berjualan lagi (jika sore hari cerah).

Rute sore hari adalah kampung notoyudan - sanggrahan - asrama polisi - rumah. Rute sore lebih dekat dan memang sasarannya adalah ibu - ibu polisi yang sudah pulang kerja. Sekitar jam 6 sore ibu baru pulang dari jualan. Bersih - bersih, menyiapkan bahan dagangan untuk besok pagi sampai jam 8 malam. Sewaktu sedang kebanjiran pesanan, sering beristirahat sekitar jam 11 malam.

Kini, Ibu tidak lagi semuda dulu. Kini, Ibu tidak berjualan jamu lagi. Kini, Ibu tinggal di desa kami tercinta yang dipenuhi dengan rumput hijau sejauh mata memandang. Ibu kini menekuni membuat kripik bakso. Terkadang pesanan menumpuk, terkadang juga tidak ada. Namanya juga berdagang, kadang ramai, kadang biasa, layaknya roda berputar, terkadang diatas, terkadang dibawah.

Oh Ibu, engkau adalah segalanya bagi kami. Engkau melakukan apapun sekuat tenaga untuk kami, anak- anakmu. Apapun yang kami lakukan belum seberapa dengan apa yang telah engkau berikan kepada kami, Ibu. Ibu, semoga engkau sehat selalu, panjang umur, dan selalu didalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,

Amin, Amin, Amin YRA.

Semoga kami bisa membahagiakanmu, Ibu :)


Ps:
Maaf bahasanya lompat - lompat.