Tuesday, 12 February 2013

Catatan Kecil dari MaD 2013


Permasalahan social, pendidikan dan ekonomi merupakan hal yang paling sering dihadapi masyarakat terutama dari Negara yang sedang berkembang. Dengan adanya permasalahan – permasalah tersebut diperlukannya generasi muda yang akan membuat perubahan dinegaranya masing masing dan oleh karena itulah Make A Different diadakan. Make A Different atau yang sering disebut dengan MaD merupakan acara tahunan yang diadakan di Hong Kong. Dengan empat tema yang ada, yakni kreatifitas, wirausaha, inovasi dan penemuan, aksi untuk membuat perubahan itupun dimulai.
Memasuki tahun keempatnya, MaD dihadiri kurang lebih 1600 peserta dari seluruh dunia dan 20 diantaranya adalah perwakilan dari Indonesia. Aku sebagai salah satu yang terpilih dari Indonesia memutuskan untuk mengambil beberapa acara karena terbatasnya tempat yang tersedia.

Diadakan pembukaan acara yang dilakukan oleh Ms Ada WONG
26 januari 2013
1.       Giving with dignity
Tidak semua inovasi memerlukan uang, yang dibutuhkan adalah niat dan kerja keras. Itulah yang dilakukan Anshu Gupta. Beliau merupakan direktur sekaligus penggagas GOONJ yang telah berdiri lebih dari 13 tahun dan memenangkan banyak nobel. Pak Gupta atau yang sering disebut dengan “clothing man” lebih memilih rasa hormat yang pantas (dignity) dari pada kebanggaan (pride). Beliau berhasil menciptakan inovasi – inovasi untuk pembangunan di india, sebagai contoh misalnya menggunakan celana jins bekas untuk dijadikan tempat pensil dan tas yang bernilai ekonomis.
2.       Good life for all
Kegiatan ini merupakan bagian dari kesadaran yang diadakan di lecture room selama 90 menit yakni dari jam 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB.
3.       The good lab
Kegiatan ini berbeda dari lainnya karena peserta harus mengunjungi tempat ini yang letaknya jauh dari kwai Tsing Theater. Acara ini berlangsung selama 60 menit dari 18.45 WIB sampai dengan 19.45 dan kita dipandu oleh Janis Tong dan Tony Yet. Di Good lab ini, kita ditunjukkan dengan model studio yang ada di hong kong dimana pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan di satu tempat.
4.       Defining problems, finding solution

27 januari 2013
1.       Rethingking cities
Diawali dengan penjelasan dari Prof. Carlo Ratti yang merupakan bagian dari MIT, Sascha Haselmayer yang merupakan pemilik dari citymart di Barcelona dan Prof. Dehyun Sohn dari Hanyang University Seoul sungguh mengesankan, terlebih mendapatkan bantuan dari moderator yang cantik, seperti Marisa Yiu.
Di sesi ini, kami membahas tentang permasalah populasi yang bertambah dari tahun ke tahun dan bagaimana caranya membuat kota itu lebih nyaman meski penduduknya bertambah dari waktu ke waktu. Dengan mengeksplore penemuan – penemuan dari waktu ke waktu diharapkan dapat menjadikan kota itu lebih baik dari sebelumnya.
2.       Fast cities / slow life
Disesi ini, saya bertemu lagi dengan Prof. Dehyun Sohn. Di sesi ini, kami belajar bahwa ketersediaan tanah semakin sedikit dan telah dialih fungsi menjadi lahan industry dan hal ini memaksa para petani lokal untuk meniggalkan kampong halaman mereka dan menjadi buruh pabrik di kota meski mereka sendiri tidak tahu akan masa depan mereka. Harga bahan pokok pun melambung tinggi dan hal ini pun tidak dapat dihindarkan. Selain Prof Sohn, ada perwakilan dari O Veg Farm yang mengajarkan kita untuk menikamati hasil lading yang mereka bwa dan dalam kesempatan ini adalah jagung. Jagungnya sungguh manis dan ditambah dengan sambal lokal (saya tidak tahu harus menyebutnya apa, tapi itu asem dan rasanya sedikit aneh).
3.       Call to action
Prof. Philip Zimbardo merupakan seorang professor di Stanford University dan presiden di heroic imagination project yang terletak di san fransisco. Dengan didampingi Vincent Wong yang merupakan direktur dari The Good Lab, sesi call to action pun sangat mengagumkan. Sesi call to action ini merupakan salah satu bagian dari sisi awareness dari MaD.

No comments:

Post a Comment