Permasalahan
social, pendidikan dan ekonomi merupakan hal yang paling sering dihadapi
masyarakat terutama dari Negara yang sedang berkembang. Dengan adanya
permasalahan – permasalah tersebut diperlukannya generasi muda yang akan
membuat perubahan dinegaranya masing masing dan oleh karena itulah Make A
Different diadakan. Make A Different atau yang sering disebut dengan MaD
merupakan acara tahunan yang diadakan di Hong Kong. Dengan empat tema yang ada,
yakni kreatifitas, wirausaha, inovasi dan penemuan, aksi untuk membuat
perubahan itupun dimulai.
Memasuki tahun
keempatnya, MaD dihadiri kurang lebih 1600 peserta dari seluruh dunia dan 20
diantaranya adalah perwakilan dari Indonesia. Aku sebagai salah satu yang
terpilih dari Indonesia memutuskan untuk mengambil beberapa acara karena
terbatasnya tempat yang tersedia.
Diadakan pembukaan
acara yang dilakukan oleh Ms Ada WONG
26 januari
2013
1. Giving with dignity
Tidak semua inovasi memerlukan uang, yang dibutuhkan adalah niat dan
kerja keras. Itulah yang dilakukan Anshu Gupta. Beliau merupakan direktur
sekaligus penggagas GOONJ yang telah berdiri lebih dari 13 tahun dan memenangkan
banyak nobel. Pak Gupta atau yang sering disebut dengan “clothing man” lebih
memilih rasa hormat yang pantas (dignity) dari pada kebanggaan (pride). Beliau berhasil
menciptakan inovasi – inovasi untuk pembangunan di india, sebagai contoh misalnya
menggunakan celana jins bekas untuk dijadikan tempat pensil dan tas yang
bernilai ekonomis.
2. Good life for all
Kegiatan ini merupakan bagian dari kesadaran yang diadakan di lecture
room selama 90 menit yakni dari jam 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB.
3. The good lab
Kegiatan ini berbeda dari lainnya karena peserta harus mengunjungi
tempat ini yang letaknya jauh dari kwai Tsing Theater. Acara ini berlangsung
selama 60 menit dari 18.45 WIB sampai dengan 19.45 dan kita dipandu oleh Janis
Tong dan Tony Yet. Di Good lab ini, kita ditunjukkan dengan model studio yang
ada di hong kong dimana pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan di satu
tempat.
4. Defining problems, finding solution
27 januari
2013
1. Rethingking cities
Diawali dengan penjelasan dari Prof. Carlo Ratti yang merupakan bagian
dari MIT, Sascha Haselmayer yang merupakan pemilik dari citymart di Barcelona dan
Prof. Dehyun Sohn dari Hanyang University Seoul sungguh mengesankan, terlebih
mendapatkan bantuan dari moderator yang cantik, seperti Marisa Yiu.
Di sesi ini, kami membahas tentang permasalah populasi yang bertambah
dari tahun ke tahun dan bagaimana caranya membuat kota itu lebih nyaman meski
penduduknya bertambah dari waktu ke waktu. Dengan mengeksplore penemuan –
penemuan dari waktu ke waktu diharapkan dapat menjadikan kota itu lebih baik
dari sebelumnya.
2. Fast cities / slow life
Disesi ini, saya bertemu lagi dengan Prof. Dehyun Sohn. Di sesi ini,
kami belajar bahwa ketersediaan tanah semakin sedikit dan telah dialih fungsi
menjadi lahan industry dan hal ini memaksa para petani lokal untuk meniggalkan kampong
halaman mereka dan menjadi buruh pabrik di kota meski mereka sendiri tidak tahu
akan masa depan mereka. Harga bahan pokok pun melambung tinggi dan hal ini pun
tidak dapat dihindarkan. Selain Prof Sohn, ada perwakilan dari O Veg Farm yang
mengajarkan kita untuk menikamati hasil lading yang mereka bwa dan dalam
kesempatan ini adalah jagung. Jagungnya sungguh manis dan ditambah dengan
sambal lokal (saya tidak tahu harus menyebutnya apa, tapi itu asem dan rasanya
sedikit aneh).
3. Call to action
Prof. Philip Zimbardo merupakan seorang professor di Stanford University
dan presiden di heroic imagination project yang terletak di san fransisco. Dengan
didampingi Vincent Wong yang merupakan direktur dari The Good Lab, sesi call to
action pun sangat mengagumkan. Sesi call to action ini merupakan salah satu
bagian dari sisi awareness dari MaD.
No comments:
Post a Comment