Saturday, 27 September 2014

Apa Yang Ku Rasa? Dan Apa Yang Ku Lihat?

Dear Sahabat,

Tidak banyak orang mengetahui, tidak banyak orang yang mengenali.
Majasto, sebuah desa kecil yang terletak di sebelah timur kota Jogja, berdampingan dengan anak Suangai Bengawan Solo. Majasto, kata yang sangat berarti buat saya, tempat dimana saya memulai hidup ini, tertawa, menangis serta belajar.Terbentang karpet hijau didepan rumah kami yang mana itu menjadi sumber penghidupan masyarakat di kampung. Memang benar, mayoritas penduduk dikampung saya bekerja sebagai buruh tani dan petani. Di sebelah barat, terlihat Si Misteri Merapi dan Si Tenang Merbabu yang berdiri dengan kokohnya.

Diri ini, jiwa ini, memiliki suatu asa, suatu cita untuk membangun kampung dimana saya dilahirkan, dibesarkan. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri, melebarkan jaringan koneksi dan relasi untuk menambah wawasan, ilmu serta pengalaman diri ini.
Bukan, bukan untuk kepentingan pribadi, lalu buat apa? buat apa saya melakukan itu? buat mereka, para generasi muda yang akan memimpin negeri ini. Kau lihat, banyak hotel - hotel yang dibangun, pabrik - pabrik yang dibangun, dan kau tau, semua itu mengorbankan tanah - tanah kami yang seharusnya menjadi sawah kami, sumber penghidupan kami.

Saya tidak mau itu terjadi lagi, saya ingin hal itu berhenti. Mimpi untuk melanjutkan studi ke luar negeri harus tetap berkorbar, tidak boleh padam, demi negeri ini. Insya Allah, suatu hari nanti, mimpi itu akan terwujud. Mimpi untuk studi lanjut di luar negeri, kembali pulang untuk membangun negeri ini serta mendirikan yayasan, insya Allah, semua itu akan terwujud. Insya Allah, suatu hari nanti dan keyakinan itu, perasaan itu, penglihataan itu, akan terwujud.
Amin



Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Langkahku takkan terhenti meski kau nan jauh disana

Ceritanya minggu - minggu, sambil nungguin matahari terbenam, sambil mengenang masa lalu.
Ehm,
Well, dua tahun yang lalu, ada seorang teman yang ngajakin ikut GMT 3 (Gabung Mulung Tidung 3). Kegiatan yang dihandle oleh Kake Gatel ini bertujuan untuk menciptakan sadar wisata sehat yakni menumbuhkan kesadaran kepada para wisatawan akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta menjaga kebersihan tempat wisata yang dikunjungi.

Nah ceritanya, Yuni, Komang, Megi (teman yang ketemu pas Java Summer Camp 2012) dan saya ikut kegiatan ini dan kita berangkat rame - rame ke Jakarta dengan bermodal tiket kereta ekonomi, Progo. Didalam kereta, kebetulan ketemu sama peserta lain yang ikut Gabung Mulung Tidung juga, salah satunya diver euy :D, cantik pula. Subhanallah.

Kita turun di Stasiun Progo dan berangkat ke pelabuhan dengan sewa satu minibus rame - rame. Dini hari, empet - empetan, belum mandi, luar biasanya wanginya. Hehehe. Sambil nunggu siang, kita tidur - tidur dulu di pelabuhan sambil aruh - aruh* peserta yang lain. Well, hari sudah berganti siang dan it's time to go to Tidung Island. Kita rame - rame ke Pulau Tidung dengan naik kapal dan lumayan juga perjalanannya. Lumayan bikin was - was maksudnya, maklum tidak pernah naik kapal selama ini dan terlebih bisa berenang gaya batu :D.

Sedikit terhibur sewaktu ditengah lautan karena dapat melihat lumba- lumba di alam bebas dalam jarak dekat, melihat birunya lautan serta udara yang segar. Ciptaan Tuhan sungguh luar biasa. Subhanallah dan terima kasih telah memberiku kesempatan untuk melihat dan menikmati hal ini. Alhamdulillah.

Setelah terombang - ambing, akhirnya sampai juga di pulau yang disebut dengan Pulau Tidung. Pulau ini salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Pulau ini cenderung panas, banyak anjing dan tentunya ada mangrove #love mangrove. Namun sayang, banyak sampah yang berserakan disana - sini. Sedih melihatnya, kenapa ya mereka (baca pengunjung) berperilaku seperti itu? Anggaplah ini seperti rumah mereka, yang harus mereka jaga.

Kita disana beberapa hari, yah lumayan lah, kami dapat mengelilingi pulau ini. Layaknya pulau lain, kita juga bisa menikmati atraksi pantai, serperti banana boat, donut boat, dan terjun dari jembatan cinta. wkwkwk. But, you have to be careful when you jump from this bridge, why? kalau tidak hati - hati, kepala bisa bocor alias luka karena banyak yang lalu lalang dibawah jembatan. But, I am not brave enough to jump from this bridge. Nyalinya cetek, ehehe. Beda sama dua orang yang lain, Yuni sama Komang. Dua orang ini seperti ketagihan lompat dari jembatan ini. Asyik mungkin.

Well, event ini mempertemukanku dengan banyak teman, seperti Kartika dari Jakarta yang traveling sama Mamanya, Budhe Puspa, Mba Sofi, Putri, Mas Dadang, dan masih banyak lagi.  Tidak ada hal yang sia - sia dan apa yang terjadi pasti ada manfaat serta hikmahnya karena semua itu sudah diatur sama Tuhan. Insya Allah, Tuhan akan memberi kesempatan lagi untuk melihat ciptaanNya yang luar biasa di dunia ini. Insya Allah.

#Flashback#GabungMulungTidung2012#Friendship#LoveYouAllFriends#WishICanMeetYouOneDay#Ameen#InsyaAllah

Monday, 15 September 2014

UWRF, I am Coming :)

Halo Sahabat,
Ketemu lagi dengan saya malam ini dan semoga kamu tidak bosan dengan ceritakua.
Kali ini, saya akan bercerita tentang Ubud Writer and Reader Festival (UWRF). UWRF merupakan acara tahunan yang diadakan di daerah Ubud, Bali dan tahun ini, UWRF akan dilaksanakan pada bulan Oktober dari tanggal 1 - 5 Oktober 2014.
Lagi - lagi, berawal dari keisengan untuk mendaftar menjadi relawan dan pada pertengahan September, saya mendapatkan email dari Koordinator relawan UWRF kalau saya diterima menjadi relawan di UWRF dengan job desc di bagian MC Team. Sebenarnya, ada berbagai banyak divisi yang membutuhkan relawan, seperti LO untuk penulis Indonesia, LO untuk penulis internasional, konsumsi, kreatif, dan masih banyak lagi. Ada beberapa orang relawan dari Jogja dan insya allah kami akan berangkat bareng dengan bermodal tiket kereta api.
Acara ini tidak berbayar loh, maksudnya para relawan tidak akan mendapatkan uang lelah untuk kegiatan ini dan tidak ada akomodasi untuk relawan. Jadi, para relawan harus mengeluarkan kocek untuk biaya makan dan hotel.  Alhamdulilah, punya teman banyak dan Mba Nana, teman Daren yang sekaligus alumni UWRF 1 mengijinkan saya tinggal ditempatnya, di Ubud :).
Pada tahun 2013, saya juga mendaftar untuk menjadi relawan namun saya lupa apakah saya mendaftar atau tidak dan saya memang tidak lolos untuk seleksi administrasi. Kali ini, ditahun ini, tahun 2014, saya lolos untuk menjadi bagian dari UWRF. Salah satu ajang terbesar dimana para penulis dari penjuru dunia berkumpul. Terlebih, saya mendapatkan seorang supervisor dari Australia, Kate Hall namanya. Meski tidak berbayar dan harus mengeluarkan uang untuk akomodasi dan transportasi, saya sangat senang karena mampu mengembangan skill di bidang MC dan tentunya pengalaman ini akan sangat berarti.
Well, Bali tunggu saya ya dan Sahabat, tentunya, saya akan berbagi cerita dengan mu tentang bagaimana UWRF. Tunggu saya di bulan Oktober.
Salam hangat,

MIYE 2014: Aku Padamu :)

Halo Sahabat,
Malam ini aku kembali menyapamu.
Kali ini aku akan bercerita tentang festival kebudayaan yang diadakan oleh Kemetrian Belia Malaysia.
Indonesia mendapatkan undangan untuk mengirimkan delegasi untuk Malaysia International Youth Exchange 2014 yang diadakan di Malaysia. Kementrian Pemuda dan Olah Raga mengirimkan beberapa delegasi untuk mengikuti kegiatan ini. Delegasi tersebut merupakan runner up IMYEP di lima provinsi yang ada di Indonesia diantaranya sebagai berikut Wengky (IMYEP Padang), Riski (IMYEP Aceh), Rikza (IMYEP Jogja), dan saya sendiri (IMYEP Jateng). Selain runner up IMYEP, juga ada rekan - rekan kami dari Indonesia yang mengikuti kegiatan ini seperti Rara, Riska, Fitri, Bimo, Ape, Rizka dan Sigit. Well, ngomong - ngomong, ini pertama kalinya saya ke Malaysia. Beruntung saya menjadi runner up IMYEP dan karena menjadi runner up, saya dapat mengikuti program in. Alhamdulillah. 
Kegiatan tersebut dilangsungkan pada bulan Mei dan berlangsung kurang lebih selama 4 hari. Disana, kami tinggal di IYC resident, semacam tempat untuk kegiatan kepemudaan yang dimiliki Kementerian. Ada berbagai negara yang mengikuti kegiatan ini seperti Rusia, Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand dan masih banyak lagi. Kegiatan ini menekankan kepada kebudayaan dan saya pribadi belajar banyak dari kegiatan ini. Saya belajar memainkan peralatan musik seperti rebana, menari (saya lupa namanya :D), dan tentunya ekskursi sejarah dan kuliner setempat.
Ada beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari acara tersebut seperti wawancara di radio, pameran kebudayaan masing - masing negara, persembahan (performance masing - masing negara) serta masih banyak lagi. Kami, delegasi Indonesia mempersembahkan kebudayaan Indonesia, mulai dari Tari Piring (dibawakan oleh Wengky), Tari Saman yang dibawakan oleh Trio R (Rara, Riski dan Rizka), Tari Selendang dibawakan oleh Riska, Tari Jaipong oleh Fitri, Bimo, Ape dan saya tentunya :D. Semuanya dapat berjalan dengan lancar atas kerja keras semua tim yang rela latihan sampai jam 2 dini hari serta bimbingan dari Mba Uqi (Perwakilan dari Kemenpora). 
Selama hampir satu minggu kami bersama, sarapan bareng, kemana - mana bareng, ngobrol bareng, semuanya berkesan. Mulai dari memori jalan kaki dari halte bus damri sampai dengan kantor Kemenpora. Siang - siang jalan dengan bawa koper dan tas, yeah, lumayan, hitung - hitung bakar lemak :). Memori yang lain adalah jalan kaki, lagi, dari tempat pameran ke Masjid Putrajaya bersama Rikza. Kali ini tidak dengan koper dan tas, namun dengan memakai kebaya jawa :). Dan lagi - lagi, masalah mengingat nama :( I really don't like this. Sering kebalik - balik memanggil nama, antara Riksa, Riska, Rikza, dan Rizka.
Last but not least guys, it is unforgettable memories that I will never forget in the rest of my life. Thank you for giving me opportunity to know all of you, chatting with you, smiling with you and being crazy with you. Hope, we can meet again in the near future. Insya Allah.
 
 



Sunday, 14 September 2014

Tak Kenal Maka Tak Sayang: Turkish Architectural Summer School

Dear Sahabat, 

Kali ini aku akan bercerita tentang summer school, summer schoolnya anak - anak arsitek :)
Kemarin, tepatnya pada bulan Agustus 2014, ada kegiatan join studio antara Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia dengan Jurusan Arsitektur Fatih Sutan Mehmet Universitesi.Kegiatan summer school yang dilakukan pada tanggal 13 - 31 Agustus 2014 tersebut diikuti oleh mahasiswa jurusan arsitektur sejumlah 25 orang dan mahasiswa turki sejumlah 25 orang yang berada di tahun ke dua dan tahun ke tiga. Selain untuk sharing the culture, mahasiswa juga mendesain art culture and gallery center untuk Yunus Emre Institute. 

Proses pembuatan desain art cultural dan gallery center tersebut diawali dengan melakukan survei di lokasi yakni di sekitaran Kota Baru, Kali Code, dan Kota Gedhe. Selain itu, mahasiswa juga melakukan kegiatan membatik, napak tilas letusan Gunung Merapi serta melakukan wisata candi dan wisata alam di Kali Elo dan Gua Pindul. Mahasiswa sangat excited dengan gajah yang mereka temukan sewaktu berkunjung ke Candi Borobudur karena mereka tidak dapat menemukan gajah yang dapat dinaiki di negara mereka, yakni Turki. Selain itu, mereka juga menyukai aktifitas di air, seperti cave tubing di Gua Pindul serta rafting di Kali Elo, Magelang.Membatik tidak kalah serunya bagi mereka karena ini pertama kalinya mereka membatik. Proses membatik ini dilakukan di daerah Kauman, Yogyakarta.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Noor Cholis Idham, Ph. D., IAI yang sekaligus Ketua Jurusan Arsitketur Universitas Islam Indonesia merupakan pilot project Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Dan disini saya bertugas sebagai hubungan masyarakat serta koordinator lapangan yang tentunya dibantu oleh beberapa mahasiswa dan karyawan yang bekerja di divisi masing - masing. Terlebih, kami sangat bersyukur karena ada salah satu mahasiswa kami yang dapat berbahasa turki. 

Mahasiswa yang pada awalnya tidak tahu siapa mereka, bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan mereka, cara bersosialisasi dengan mereka dan masih banya hal yang belum jelas, kini menjadi akrab dan komunikasi pun tetap berlanjut meski mereka sudah kembali ke negaranya, Turki. Persahabatan adalah segalanya dan alangkah baiknya itu dijaga, seperti kata pepatah kenallah dan maka kau akan sayang padanya.

Semoga, kegiatan ini bukan menjadi yang terakhir bagi Jurusan Arsitektur.
Amin.

Perjalanan Itu Namanya Proses :)

Well, Sahabat
Lama tidak menyapa dirimu dan sekali menyapa, banyak hal yang ingin saya ceritakan.
Kali ini tentang proses seleksi yang saya alami.
Dear Sahabat, kamu pasti tahu kalau aku ingin studi lanjut ke jenjang master dan usaha itu sudah aku mulai sejak lulus dari bangku sarjana, tepatnya tahun 2011 silam.
Bila dikatakatan sudah banyak namun tidak begitu banyak, baiklah kita bilang saja beberapa aplikasi beasiswa aku kirimkan semenjak aku lulus dari universitass.
Dan akhirnya, penantian itu datang dengan datangnya sebuah email dari AMINEF yang menyatakan kalau saya lolos ke tahapan wawancara untuk program FLTA.
AMINEF merupakan salah satu institusi yang mengelola dana dari Pemerintah Amerika Serikat dan AMINEF juga memiliki banyak program, seperti CCIP, FLTA dan S2. Menguasai bahasa selain bahasa Inggris merupakan hal wajib bagi orang Amerika dan selama ini hanya beberapa mahasiswa saja yang memilih untuk mempelajari bahasa Indonesia. Mayoritas, mahasiswa Amerika cenderung untuk memilih mempelajari Bahasa Cina dan Bahasa Jepang. FLTA merupakan program yang dicanangkan oleh Pemerintah Amerika untuk memberikan kesempatan mahasiswa Amerika untuk belajar dan menguasai bahasa selain bahasa Inggris.

Program FLTA merupakan program pengajaran Bahasa Indonesia untuk mahasiswa Amerika dan program ini dilaksanakan kurang lebih selama 9 (sembilan) bulan. Seleksi FLTA dilakukan beberapa tahap, yakni tahap seleksi administrasi, seleksi wawancara, seleksi IBT dan mungkin masih ada lagi.
1. Tahap administrasi
Saya tidak ada klue tentang proses yang dilakukan di tahapan seleksi administrasi. Hanya sedikit sharing sahabat tentang beberapa dokumen yang harus dikumpulkan untuk lolos seleksi adminisrasi, diantaranya adalah sertifikat kemampuan berbahasa Inggris, rekomendari, transkrip akademik, ijasah terkahir, daftarar riwayat hidup dan foto.

2. Tahap wawancara
Mungkin, dari sekian banyaknya peserta yang mendaftar program ini diseleksi dan diambil beberapa yang memenuhi syarat FLTA. Pada saat wawancara, akan ada dua orang interviewer yang akan menginterview. Interviewer yang menginterview saya adalah dari Universitas Atma Jaya dan Universitas Pelita Harapan.
Interviewers menanyakan beberapa hal kepada saya dan diantaranya adalah apa tujuanmu, ceritakan tentang dirimu, metode apa yang akan kamu gunakan sewaktu mengajar serta apa maksud dari kata me....kan (saya lupa kata apa itu). Interview dilakukan di Jakarta dan bagi peserta yang datang dari luar kota jangan khawatir karena AMINEF akan membantu dalam hal transportasi.

3. Test TOELF dan Pendaftaran Online
Ada jeda kurang lebih satu sampai dengan dua bulan untuk mendapatkan hasil seleksi wawancara. Para peserta yang lolos tahapan seleksi wawancara akan mendapatkan email notifikasi yang berisikan bahwa peserta tersebut diterima.Selain itu, bakal ada beberapa kandidat cadangan untuk program ini. Pada tahun 2013, ada sekitar 3 orang kandidat cadangan. Setelah pengumuman peserta yang lolos seleksi wawancara, peserta akan dijadwalkan untuk mengikuti tes IBT di kota terdekat. Jarak dari pengumuman hasil seleksi wawancara dengan tes IBT kurang lebih 2 minggu. Selain itu, dalam waktu dua minggu tersebut, peserta juga diwajibkan untuk melakukan beberapa hal, misalnya mengumpulkan beberapa esai, rekomendasi, dan transkrip akademik. Dokumen - dokumen tersebut ada yang harus dikirimkan via email, submit online, dan ada juga yang harus dikirim via pos. Jangan kaget apabila anda akan diminta oleh reviewer untuk merevisi hasil esai anda. Semangat ya :)
Peserta akan mendapatkan pengumuman apakah dirinya dipilih oeh universitas di Amerika dan Board of AMINEF sekitar lima sampai enam bulan setelah tes IBT. Jadi, kesabaran sangat diuji disini.
Dear sahabat, maafkan temanmu ini yang baru mampu bercerita sampai tahap ini. Semoga sahabatmu ini dapat meneruskan lagi cerita tentang perjalanan ke Amerika dalam waktu dekat.
Amin amin ya Robbal'alamin


IBT sama IELTS, Pilih Mana?

Bagi yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, pastilah sudah tidak asing dengan yang namanya IELTS atau IBT. IELTS dan IBT merupakan jenis tes kecakapan dalam bahasa Inggris yang diakui oleh ETS untuk IBT dan Cambridge untuk IELTS. Berikut ada beberapa perbedaan untuk kedua jenis tes tersebut:

1. IELTS
- Biaya tes kurang lebih USD 220
- Semua skill diujikan dengan urutan sebagai berikut listening, reading, writing dan di akhiri dengan speaking.
- Untuk sesi listening, reading dan writing, peserta akan ada didalam ruangan dan tidak memakai headset
- Untuk sesi speaking, akan dilaksanakan setelah jeda dan peserta akan dipangging satu - satu kedalam ruangan untuk berhadapan dengan interviewer.
- Peserta akan mendapat pensil dan kertas untuk mencatat di sesi speaking
- Tidak ada ketergantungan dengan internet
-  Tes ini dilakukan oleh beberapa agen pendidikan dan untuk didaerah Yogyakarta ada Edlink Connect, Real English, dan IDP.

2. Toelf IBT atau yang lebih dikenal dengan IBT
- Biaya tes kurang lebih USD 180
- Diawali dengan reading, listening, speaking dan diakhiri dengan writing.
- Menggunakan jaringan internet selama tes berlangsung
- Hanya akan ada jeda 10 menit selama tes berlangsung (tes berlangsung kurang lebih 4 jam)
- Penyelenggara tes IBT di Yogyakarta untuk sementara ini di Real English.

Well, menurut saya pribadi saya lebih memilih IELTS dan berikut alasan saya:
- Meskipun biaya lebih mahal namun tidak ada ketergantungan dengan teknologi
- Jeda waktu untuk bernafas lebih lama dari pada IBT
- Adanya proses interaksi antara interviewer dengan peserta pada saat sesi writing
- Benar - benar menguji keterampilan peserta dalam menggunakan bahasa Inggris karena pada saat listening, peserta harus dapat menulis kata dalam bahasa Inggris tanpa ada huruf yang hilang
- IELTS lebih memberikan kosentrasi kepada peserta karena ruangan sangat tenang. Berbeda dengan IBT karena peserta yang lain dapat mendengarkan apa yang dibicarakan peserta yang lain
- Di sesi reading, lebih flexible di IELTS karena peserta dapat membaca bacaan dalam bentuk hard file dan berbeda dengan IBT yang harus klik satu - satu
- Di sesi speaking IELTS, peserta akan berbicara sesuai dengan topik yang mereka dapat. Namun tidak di IBT karena peserta harus mampu menyerap bacaan yang ada serta kuliah yang disampaikan dalam bentuk listening kemudian merangkum dan memberikan kesimpulan dari apa yang didengan (bukan opini pribadi)
- Di sesi writing, sedikit ada kemiripan antara IELTS dan IBT namun bagi saya IBT lebih susah  karena benar - benar penjabaran.
- Last but not least, pastikan kalian sarapan terlebih dahulu sebelum tes karena tes akan berlangsung cukup lama.
Semoga bermanfaat dan sukses buat tes nya bagi yang akan mengikuti tes, baik itu TOEFL IBT ataupun IELTS.
Good luck :)