Oleh Seth Borenstein, Associated Press,
Washington | Lingkungan | Rabu, Oktober 31 2012, 9:47
Diterjemahkan oleh Sri Rejeki
Luapan air
dari sungai Huson menggenangi jalanan sepanjang jalan Edgewater, N.I pada hari
senin, sewaktu baday Sandy menyerang pantai timur. Di foto adalah ferry
bersejarah yang bernama Binghamton, dibanjiri oleh ombak. Badai Sandy
berlangsung dari hari senin, sewaktu bada mengakibatkan lumpuhnya transportasi,
sekolah dan pasar modal, memaksa warga sepanjang pantai untuk mengungsi karena
adanya ancaman angin rebut dan rendaman air akibat hujan lebat.(AP/Craig Ruttle)
Ilmuwan iklim, Michael
Oppenheimer, berdiri sepanjang sungai Hudson dan melihat penelitiannya datang
dalam bentuk badai Sandy yang melintas melalui New York.
Delapan bulan sebelumnya,
Profesor universitas Princeton melaporkan bahwa apa yang biasa terjadi dalam
satu abad yakni banjir yang menghancurkan akan segera terjadi dalam kurun waktu
tiga sampai dnegan dua puluh tahun. Dia menyalahkan pemanasan global karena
mendorong permukaan laut dan mengubah pola badai.
“New York sekarang sangat
rentan terhadap badai yang menyebabkan banjir bandang yang cukup berbahaya”
tulis professor tersebut.
Lebih dari dua belas tahun,
Oppenheimer dan ilmuwan iklim lainnya telah mengingatkan tentang resiko
terhadap badai dan banjir yang cukup
serius di New York. Pada tahun 2000, federal melaporkan tentang akibat
pemanasan global di Amerika dan memperingatkan secara khusus akan kemungkinan
hal tersebut.
Mereka masih mengatakan bahwa
itu tidak adil jika menyalahkan perubahan iklim atas terjadinya badai Sandy dan
kerusakan yang ditimbulkan. Mereka diperingatkan bahwa mereka tidak dapat
menyimpulkan hubungan antara suatu badai dengan pemanasan global, dan apapun hubungan
tersebut tidak jelas dan mudah seperti yang aktifis lingkungan mungkin
perdebatkan.
“Penyebab dari badai ini
sepertinya dipengaruhi oleh perubahan iklim, tapi secara keseluruhan badai
sulit untuk dikaitkan dengan pemanasa global,” ungkap Andrew Weaver, ilmuwan
iklim dari universitas Victoria di Kanada.
Beberapa elemen dari badai
Sandy dan kengeriannya sepertinya dipengaruhi oleh perubahan iklim, ungkap
beberapa ilmuwan iklim.
Pertama, adanya peningkatan
level air laut. Tinggi level air sekitar New York hampir 1 kaki ( sekitar 0,3
meter) dimana lebih tinggi dari pada seratus tahun yang lalu, ungkap ilmuwan
Iklim Universitas Negeri Pennsylvania, Michael Mann.
Menambahkan, suhu dari samudra
atlantik, kira – kira 2 derajat farenheit ( 8 derajat celcius) lebih hangat
dari suhu rata – rata satu abad yang lalu, jelas Katharine Hayhole, seorang
ahli iklim dari Universitas Teknologi Texas. Air yang lebih hangat mensuplai
badai.
Bada Sandy menyapu bagian
aliran teluk bagian utara yang mana lebih hangat dari pada yang lainnya yang
menghubungkan Caribbean ke Ireland, ungkap Jeff Masters, direktur meteorology
untuk pelayanan public untuk cuaca bawah tanah.
Badan meteorologi juga menginformasikan
bahwa akan ada lebih banyak badai di akhir musim dan setelah musim. Sebuah penelitian
pada tahun 2008 mengatakan bahwa musim badai Atlantik kelihatannya akan mulai
lebih awal dan lebih lama akan tetapi tidak ditemukan hubungan secara khusus
dengan pemanasan global. Pada umumnya, ada sebelas nama badai atlantik. Dua tahun
yang lalu diketahui ada 19 dan 18 nama badai. Tahun ini, ada 19 nama badai
dalam kurun waktu satu bulan.
Setelah bertahun tahun atas
ketidaksetujuan, ilmuwan iklim dan badai telah menyimpulkan bahwa aka nada lebih
sedikit badai pada iklim hangat. Tapi, badai tersebut akan berkembang menjadi
lebih kuat dan lebih basah.
Badai Sandy yang belum pernah terjadi sebelumnya mengarah
tajam ke kiri kearah New Jersey. Biasanya,
badai tetap mengarah ke utara dan kembali ketimur menjauh dari laut. Tetapi bubungan
yang kuat dari pusat tekanan tinggi diatas Greenland menghalangi badai Sandy
dari arah utara atau timur, berdasarkan pusat badai nasional.
Jennifer Francis dari
universitas Rutgers, yang mana seorang ahli dalam bagaimana kehangatan Artic
mempengaruhi pola cuaca yang cukup ekstrim, mengatakan bahwa hangat yang
terjadi akhir – akhir ini di daerah Artic mungkin telah berperan dalam memperbesar
atau memicu daerah bertekanan tinggi. Tapi dia menerangkan bahwa itu belum
tentu jelas apakan hangat tersebut mempengaruhi pada badai sandy.
Sementara komponen dari badai
Sandy seperti terhubung dengan pemanasan global, “kebanyakan itu normal,
mungkin itu sekitar 80 atau 90 persen alami,” kata Gerald North, seorang professor
di bidang iklim di universitas Texas A & M. “Hal ini terjadi, seperti
kekeringan. Itu merupakan hal yang wajar.”
Pada hari selasa, Mayor New
York, Michael Bloomberg, dan Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan mereka
tidak dapat membantu namun memperhatikan kejadian yang ekstrim seperti Badai
Sandy yang menyebabkan lebih banyak masalah.
“Apapun sekarang sudah jelas
yakni badai yang pernah kita tangani di tahun kemarin atau tahun tahun yang
lalu, baik disekitar Negara ini atau didunia ini, lebih banyak dan bervariasi
dari sebelumnya,” tegas Bloomberg. “Entah itu pemansan global atau apa, saya
tidak tahu. Tapi, kita akan menyelesaikan masalah tersebut.”
Cuomo menyebut peruabahan
sebagai “ kenyataan yang baru.”
“Seseorang mengatakan bahwa
tidak ada perubahan yang cukup dramatic dalam pola cuaca, saya pikir menolak
realita,” tegas Cuomo. “Saya bilang ke president dihari setelahnya:’Kita
memiliki banjir seratus tahun setiap dua tahun sekarang.”
Untuk hasil penelitiannya yang
diterbitkan, Oppenheimer mempelajari catatan banjir di kota New York pada tahun
1821. Banjir yang terjadi karena badai Sandy bahkan lebih tinggi. Kerusakan minggu
ini diasumsikan oleh kenaikan level permukaan
air laut delapan tahun yang lalu, yang mana lebih tinggi dari pada rata rata
didunia karena geografi pantai yang tidak umum dan laut saat ini. Oppenheimer
berjalan dari rumahnya di Manhattan ke sungai pada senin sore untuk melihat
badai.
“Kita tahu hal tersebut akan
terjadi, tapi kamu tahu perbedaan antara berdiri disana dan melihat itu
terjadi,” kata Oppenheimer melalui pesawat telepon. “Kamu tidak bisa
membayangkannya sebelum kamu melihatnya sendiri.”