Saturday, 17 November 2012

Penyerangan aliran sesat di Aceh Mengakibatkan tiga orang tewas


Oleh Hotli Simanjuntak, The Jakarta Post, Headline, minggu, 18 november 2012
Diterjemahkan oleh Sri Rejeki
Tiga orang dibunuh dan Sembilan lainnya terluka ketika penyerangan terhadap aliran sesat di Desa Jambo Dalam, daerah Peulimbang, kabupaten Bireun, Aceh terjadi pada jumat malam.
Penyerangan ini ditujukan di rumah Tengku Aiyub Syakuban, 60 tahun, setelah dia dituduh atas menyebarkan ajaran sesat.
Tiga korban diantaranya adalah Aiyub, Muntasir, 26 tahun, warga kampong Puuk di Peulimbang dan Manyur, 35 tahun, warga desa Lancok Bungon, Peulimbang. Keduanya dilaporkan dibakar hidup – hidup selama penyerangan.
Tiga jasad tersebut dikirim ke rumah sakit Dr. Fauziah di Bireun, sekitar 250 kilometer dari ibukota Aceh pada sabtu pagi.
Penyerangan disebabkan oleh kemarahan warga ketika mereka mengetahui bahwa Aiyub, yang telah dilaporkan sebelumnya kepada pihak berwajib karena penyebaran yang disebut dengan “ajaran sesat”, telah mencapai puncaknya.
Aiyub telah menandatangani sebuah persetujuan untuk menghentikan ajarannya, tetapi kemudian dia mengingkari janjinya. Maka dari itu, penduduk setempat memutuskan untuk menyerangnya dirumah, yang mana pada waktu gelap dengan pemadaman listrik yang disengaja.
Massa menjadi marah dan memaksa masuk kedalam rumah, hanya untuk menghadapi penyerangan yang tidak terduga didalam rumah. Kekerasan terjadi dan menyebabkan Mansur meninggal yang merupakan salah satu massa.
“Karena serangan balasan dari pengikut Aiyub, massa menjadi sangat marah, sehingga mereka beraksi membabi buta,” terang Humas kepolisian Aceh, Sr. Comr. Gustav Leo pada sabtu pagi.
Mendengar bahwa salah satu warga terbunuh selama penyerangan, jumlah massa yang lebih besar berkumpul dan kemudian mengadakan penyerangan lagi dengan tujuan untuk membakar rumah.
Masyarakat aceh telah meminta pemerintah untuk melarang apa yang mereka sebut dengan “ pergerakan sesat”, dan hukum memaksa mereka yang menggangu pengajaran selain agama islam menjadi tersangka.
Penyebaran dari “pengajaran sesat” di aceh dikatakan telah menyebabkan ketidaktenangan masyarakat dan korban adalah dari anak muda, terutama sekolah menengah dan mahasiswa. Maka dari itu, masyarakat meminta pemerintah untuk menerbitkan dekit penghapusan ketidak benaran dan kemusyrikan di aceh.
Komandan polisi Yuri Karsono mengatakan bahwa petugas kepolician masih melakukan inversitasgi terhadap kasus tersebut.
Ratusan petugas kepolisian, didukung oleh TNI, telah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk menjegah serangan susulan.
“Situasi kemarin malam cukup mengkhawatirkan. Tidak ada petugas keamanan yang dapat memasuki lokasi kejadian atau untuk mengevakuasi korban, sendiri untuk meminta informasi. Sekarang, bagaimanapun juga, kondisi telah kembali ke keadaan normal dan kita berharap tidak akan terjadi lagi kejadian serupa,” tegas Yuri pada hari Sabtu seperti yang dikutip oleh kompas.com.
Penyerangan terjadi ketika masyarakat mencapai puncak toleransi mereka terhadap pengajaran aliran sesat yang dilakukan Aiyub, yang mana mereka mengklaim salah empat diantaranya adalah: dia menyebutkan bahwa Al Quran tidak lengkang, mengadakan sembayang di tempat yang gelap, sholat jumat tidak diwajibkan untuk laki – laki dan hubungan suami istri diluar ikatan perkawinan diijinkan.

No comments:

Post a Comment