Bencana alam sering datang tanpa adanya prediksi terlebih dahulu. Banjir bandang, gempa bumi, tanah longsor merupakan beberapa contoh dari sebegitu banyak jenis bencana alam yang terjadi di negeri ini.
Banyak akibat yang ditimbulkan dari musibah tersebut, banyak masyarakat kehilangan harta benda, tempat tinggal dan bahkan ada yang kehilangan sanak saudara. Dibutuhkan waktu yang lama untuk pemulihan kondisi mereka setelah bencana alam terjadi dan mereka juga membutuhkan tempat tinggal untuk berlindung dari panasnya siang dan dinginnya malam.
Berawal dari permasalahan tersebut dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa di Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia, Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia berkolaborasi dengan Smart Shelter Research mengadakan Workshop Sustainable Humanitarian Architecture yang dilaksanakan selama tiga minggu pada bulan Oktober 2013 dengan mekanisme satu minggu tatap muka, satu minggu virtual, dan satu minggu penilaian.
Diawal workshop, peserta dibagi menjadi tim yang terdiri dari tiga orang setiap tim nya dan kemudian diikutkan dalam spageti game. Setiap tim diberi 20 biji spageti dan kemudian harus disusun setinggi tingginya. Bagaimana cara mereka untuk menyusun semua biji spageti tersebut dengan tekstur sekecil itu.
Peserta mencoba menyusun kerangka dari spageti |
Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan tantangan yakni untuk membuat kompor bertenaga solar (sinar matahari) dari bahan bekas. Mahasiswa tidak diperbolehkan mengeluarkan uang sepeserpun untuk mebuat solar cooker ini. Banyak dari mereka yang menggunakan seng, alumunium foil dari bungkus rokok, kaca, serta kepingan cd. Dan tak tanggung tanggung, mentor mereka yang sekaligus founder Smart Shelter Research yang bertempat di Belanda ikut berpanas panas ria untuk memberikan simulasi tentang alat yang mereka buat..
Martijn S memberikan penjelasan tentang Solar Cooker |
Peserta Workshop SHA |
No comments:
Post a Comment